Beranda | Artikel
Setiap Orang Memiliki Potensi Berbeda untuk Meraih Surga
14 jam lalu

Allah Ta’ala ketika menciptakan manusia itu berbeda-beda dari berbagai sisi, baik sifat, fisik, termasuk perbedaan dalam hal potensi. Ada yang potensinya pada kekayaan, kekuatan, kecerdasan, atau keahlian tertentu. Dan masing-masing dari kita berusaha memahami potensi tersebut dan memaksimalkannya untuk kebaikan serta meraih surga Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ

“Sungguh setiap kelompok (manusia) telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).” (QS. Al-Baqarah: 60)

Dalam ayat yang lain,

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا

“Katakanlah, “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al-Isra’: 84)

Nabi shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

“Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan untuk apa yang sudah diciptakan untuknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pintu surga ada banyak: Pilihlah yang sesuai dengan potensimu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ

“Barang siapa yang menginfakkan dua harta di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barang siapa termasuk dari golongan ahli salat, dia akan dipanggil dari pintu salat. Barang siapa dari ahli jihad, dia akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa dari ahli puasa, dia akan dipanggil dari pintu Rayyan. Dan barang siapa dari ahli sedekah, dia akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa jalan menuju surga sangat beragam, tergantung pada kemampuan dan kecenderungan masing-masing hamba. Ada yang mudah baginya untuk berinfak, ada yang istikamah dalam berpuasa sunah, ada yang kuat dalam berjihad, dan ada pula yang tekun dalam salat malam. Semua bisa menjadi jalan meraih pahala dan surga.

Jangan meremehkan amalan kecil

Dalam Islam, tidak ada amalan baik yang dianggap remeh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ

“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Dawud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih)

Mungkin seseorang tidak bisa bersedekah banyak karena tidak kaya, tapi ia bisa tersenyum, membantu orang lain, atau mendoakan saudaranya secara sembunyi-sembunyi. Semua itu bernilai pahala di sisi Allah.

Setiap potensi bisa jadi ladang pahala

Contoh nyata dari keragaman potensi ini bisa kita lihat dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

Utsman bin Affan dikenal dermawan dan menyumbang banyak hartanya untuk Islam.

Bilal bin Rabah punya suara merdu yang digunakan untuk azan.

Abu Hurairah memiliki hafalan yang kuat dan meriwayatkan ribuan hadis.

Khalid bin Walid unggul dalam strategi perang dan menjadi pedang Allah di medan jihad.

Setiap sahabat menggunakan potensi yang Allah berikan untuk berjuang di jalan-Nya, dan semuanya mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.

Fokus pada apa yang kita bisa

Islam tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Allah Ta’ala berfirman,

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Artinya, jika seseorang tidak bisa melakukan ibadah sunah tertentu karena keterbatasan fisik, ilmu, atau harta, maka Allah tidak akan menuntut hal tersebut darinya. Namun ia bisa fokus pada apa yang mampu ia lakukan.

Berlomba dalam kebaikan sesuai potensimu

Setiap orang punya potensi berbeda, dan setiap potensi bisa menjadi jalan meraih pahala. Kuncinya adalah mengenali potensi diri, lalu menggunakannya dalam amal saleh dengan niat yang lurus. Jangan iri terhadap amal orang lain, tapi berlombalah dalam kebaikan sesuai dengan potensi yang Allah titipkan pada kita.

فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا

“Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Kepada Allah-lah kamu semua kembali.” (QS. Al-Ma’idah: 48)

Dalam firman-Nya yang lain,

وَلِكُلٍّ دَرَجَٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Dan masing-masing orang memperoleh derajat dengan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 132)

Semoga Allah memberikan kita taufik untuk mengoptimalkan potensi diri kita masing-masing dan menjadikannya wasilah meraih surga-Nya yang kekal.

Baca juga: Dua Amal Rahasia Pengantar ke Surga dan Neraka

***

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya

Artikel Muslim.or.id

 

Referensi:

Qawaa’id Qur’aaniyyah, karya Syekh Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil.


Artikel asli: https://muslim.or.id/109151-setiap-orang-memiliki-potensi-berbeda-untuk-meraih-surga.html